antara kayu dan emas
kita sentiasa mengejar emas
kayu? Ah! kering tak bernilai
Biarkan saja di tepi rumah
atau di celah longkang
Emas! Emas! Emas!
Tiada siapa yang menolak kesenangan
kemilau emas kemilau jualah senyumku
tak mungkin berganti kedudukanmu
Kayu kau dilupakan
Teringat zaman dulu kala
Tika aku dibesarkan
Sebutir nasi yang masuk
hasil dari kekeringanmu membakar
membakar, mendidih, dan menanak.
Teringat ketika malam
Engkau aku bakar
Semua itu dulu
Aku kini bukan dulu
Aku tak perlu semua itu
Mengenang kepayahan bukan caraku
Bukankah gembira itu sentiasa menunggu?
Monday, April 6, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
salam..
ehehe..
ni baru betul sajak..
malu pulak :)
Post a Comment